Kenapa Dia Menanyaiku?
Aku sungguh tidak percaya mendengar cerita Sherly.
"Itu beneran?" Aku memastikan lagi cerita barusan benar atau tidak.
"Iya si Afif sekarang sudah S2 dan baru lulus, beberapa hari yang lalu aku ketemu sama dia" Jawab Sherly sambil senyum-senyum jail memandangku "dia nanyain kamu lhoo..cieee..ciee" Sherly tertawa geli sambil menyeruput ice cappucinonya.
Aku jadi kehilangan selera untuk minum, menaruh kembali jus di atas meja.
"Aku serius lho gak bohong" Sherly memanyunkan mulutnya.
"Aku senang untuk berita yang pertama tapi tidak yang kedua"
Sherly terus menceritakan kabar terbaru tentang Afif, lebih tepatnya terkesan seperti promosi.
"Hulya, kira-kira kapan kamu wisuda?" Sherly bertanya hati-hati. tangannya terus memutar bibir gelas.
"Hmm... jika tidak ada halangan 3 bulan lagi" Aku menjawab sedatar mungkin.
"Baguss" Mata Sherly tiba-tiba bersinar. "Pastikan kamu belum ada calon ya"
"Apa? maksudnya"
"Ya calon..calon suami"
"Lhoo kok tiba-tiba-"
"Uwaaaaa.... hari ini sungguh bahagia, jangan lupa undang aku ya saat wisuda, InsyaAllah aku usahakan datang"
"Owh...mm" Aku tidak tahu harus berkata apa. Sherly sungguh tak terlawankan kalo bicara. Semua kata yang ada dipikirannya seakan meluap begitu saja. Aku sudah mengenalnya 7 tahun lamanya dan itu sudah biasa meski kami jarang bersua. Seakan kembali muda, bayangan akan obrolan setiap hari di sekolah muncul begitu saja.
"Oia, kalau bukan Afif yang kamu suka waktu SMA, lalu siapa?"
"Pffffftttttt..." Aku tersedak. Minuman yang sudah kuminum keluar begitu saja, memuncrat hingga mengenai wajah cantik putih Sherly. "Uhuukk..uhuk...ly, maaf ly..uhuk..uhuk"
Aku belum sempat memikirkan apakah aku harus menjawab pertanyaan yang terakhir itu atau terus mengabaikannya kali ini.
Kali ini aku masih disibukkan batukku karena kaget tadi. Hidungku rasanya perih.
Sherly terus menggosok-gosok punggungku.
Bersambung...
*isyarayle Juli 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar