Namun hampir semua orang yang berbicara padanya. Semua merasakan kenyamanan saat bercakap-cakap atau sekedar basa-basi dengannya. Ia bahkan mampu mencairkan suasana hati adikku yang berwatak cuek dan dingin, aku saja yang sebagai kakaknya masih rada canggung bicara dengannya.
Dia tidak terlalu tinggi, tapi ia lebih tinggi dariku-hanya sebahunya. Perawakannya yang sedikit kurus serta kulitnya yang kuning langsat serta rambut yang tebal-lebih manis jika sedikit gondrong, membuat aku semakin tidak mampu melihatnya walau hanya sekilas. Dia seperti malaikat yang cahayanya menyilaukan.
Ia tinggal tepat disamping rumah kami. Rumahnya lumayan besar untuk ditinggali hanya seorang diri. Dulu rumahnya ramai ada Papa, Mama serta adik perempuannya yang lucu, namun mereka hijrah ke kampung. Bang Afkar tidak ikut, ia lebih memilih meneruskan kuliahnya di kota. Jadilah ia sendiri disana. Walau tinggal sendiri, rumahnya terjaga. lihat saja dari kebunnya yang sangat rajin ia bersihkan dan tertata indah. Aku sudah menduga tentu bersih rapi yang ada didalam rumahnya. Maafkan aku yang terus menduga ini.
Pemilik senyum manis itu adalah Afkar, seorang pemuda manis nan baik hatinya. Mungkin aku masih malu mengakuinya karena itu kakak selalu menjahiliku. Jika Bang Afkar datang ke warung makan kami, kakak sudah mengeluarkan kata-kata jahilnya atau sengaja memanggilku keras-keras agar si pemilik senyum manis itu merasa, tapi apa hubungannya coba?.
"Milaaa...Syarmilaaaa.. jangan bengong diatas aja, cepetan bantuin kakak" aku yang berlari menuruni anak tangga tiba-tiba terhenti, teriakan yang khas itu aku kenal. aku berusaha mengatur nafas.
"Yaa..sebentar" teriakku membalas.
Sudah kuduga ada dia disana. Aku berusaha mengatur sikap, tapi wajahku semakin memerah. Aku belum sanggup untuk bertemu. Kenapa selalu begini Ya Allah.
"Syarmila"
"Eh ya?" aku masih sibuk dengan berbagai fikiran, dan cara menenangkan gugupku dan lihat siapa yang sedang dihadapanku sekarang.
"Abang boleh minta waktunya sebentar? ada yang ingin abang katakan"
"Bo-boleh" Eehh... kenapa? kenapa?
Aku tidak menyangka Bang afkar ingin bicara denganku. Apa ya kira-kira yang ingin dia katakan.
*Bersambung
Episode 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar