***
Di kafe bersama
Dino.
“aku minta maaf karena
terlambat..tidak apa-apakan Gita?”
“hm..ya..gak apa-apa kok..” aku
kuatkan tekad dan niatku. “hm..Dino..maaf tapi ada yang ingin ku katakan. Aku
harus jujur padamu sebelum semua terlambat” aku diam sejenak mengumpulkan
keberanian ” Aku bukan Gita Anggraini.. tapi aku Mita Anggraini.. orang yang
seharusnya kamu temui sekarang sedang dirumah sakit dan..”
“begitu ya... sudah kuduga” Dino
memotong pembicaraanku.”eh..maaf..”
Dino menjelaskan bahwa ia tahu
kalau selama ini Gita selalu menceritakan tentang orang lain bukan dirinya.
Pertama kali ia melihat Gita adalah 1 bulan sebelum pertemuan mereka tentang
buku basket. Dino sering memperhatikan Gita yang sering membaca ataupun
meminjam buku tentang kesehatan terutama tentang liver. Ia tahu hal itu awalnya
tidak sengaja namun rasa penasarannya semakin besar ketika Gita mulai membaca
buku tentang basket, dari situ ia mencoba mendekati Gita. Namun ia terkejut
semua yang dicerikatan Gita saat chating sangat berbeda sekali. Ia mencoba
memastikan apakah ini benar ini Gita atau bukan.
“lalu dari mana kamu yakin kalau
itu memang Gita yang menceritakan tentang aku?” rasa penasaranku tinggi.
“mamaku..mamaku guru home
schoolingnya Gita..dari beliaulah aku tahu semua..” jelas sudah.
Setelah mendengar semua
penjelasan Dino aku mengajak Dino ke rumah sakit tempat Gita dirawat. Gita
benar-benar terkejut dengan kedatangan Dino. Ia berkali-kali minta maaf atas
ketidakjujurannya.
“bagiku tidak masalah..aku juga
tidak jujur padamu kalau aku sudah tahu semua,aku membiarkanmu bercerita banyak
tentang kembaranmu,walau begitu tidak semuanya kan kamu bohong?” Dino menatap
Gita dengan senyum indahnya.
“Dino..aku jujur.. aku sakit,
dan aku ingin lebih jujur lagi padamu tentang diriku dan ...” Gita terdiam
sejenak dan malu-malu “tentang perasaanku...aku...me..nyukai..mu”
“aku juga ..aku juga
menyukaimu...” mereka berdua tersenyum dan saling tertawa riang.
“eeeheeemmm..aku jadi nyamuk
gini” ku garuk kepalaku yang tidak gatal.
Aku senang
melihat Gita senang, namun ada hal yang mengganjal dalam hatiku, perasaan
cemburu. Perasaan yang tidak boleh aku rasakan, Aku mulai suka dengan Dino dan
aku juga ingin bersama bahagia seperti Gita. Menyesakkan.
“Mita,terimakasih
untuk semuanya..” Ucap gita lemah.
“Mita..terimkasih
juga ya..Gita beruntung punya saudara sepertimu..” Dino menatapku lembut.
Wajahku sedikit memerah. Gugup.
Aku tidak berani
menatap mereka “mm... sama-sama. Aku ikut senang”
Asal Gita
bahagia tidak apa-apa aku begini, toh juga aku hanya merasa cemburu saja, tidak
bisa kusimpulkan bahwa aku juga menyukai Dino. Dan lagi, selama ini Gita sudah
lebih baik sekarang, ia tidak murung lagi.
~Gita
Kebohongan bukanlah hal
yang baik. Itu sudah kusadari dari awal,namun entah mengapa aku harus berbohong
pada Dino, tak seharusnya aku lakukan itu. Dibalik semua ini hanya kejujuran
yang bisa memberimu kebahagian yang sesungguhnya. Kejujuran dalam menggapai
cinta-NYA. Dino dan Mita, aku benar-benar merasa bersalah. Maaf, baru sekarang
aku bisa jujur padamu Dino ‘Aku Jujur Aku Sakit’.
End.
Penulis: Isya_Rayle
Trims ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar