“maaf..” ia senyum sambil mengedipkan mata jahilnya pada ku.
***
Sebuah kejutan di hari ulang
tahunku yang belum pernah terjadi sebelumnya, ini kali pertamanya, biasanya aku
melupakannya begitu saja dan teman-temanku hanya sekedar mengucapkan selamat.
Syukur-syukur dia bisa mengingatnya, aku bahkan lupa dengan hari ulang tahunku
sendiri.
Tapi hari ini istimewa. Walau
saat ini aku jauh dari orang tua karena memang dari kecil mama dan papa selalu
mengajarkanku hidup mandiri, mereka sering tidak ada dirumah. Bahkan mereka
saat ini sedang diluar negeri. Aku hanya tidak mau memanjakan diriku dengan
uang mama dan papa, maka aku berinisiatif untuk bekerja menghasilkan uang.
Cukup cerita tentang keluargaku dulu.
Aku benar-benar tidak bisa
mengambarkan kecerian yang hadir pada sore yang sudah memasuki malam itu. Kami
sholat dulu setelah itu melanjutkan “pesta” yang mereka katakan itu. Aku
bertanya-tanya kenapa mereka semua ada disini. Dan apa yang membuat mereka
memberikan sebuah kejutan semeriah ini. dan ine, ia bahkan tidak begitu akrab
dengan mereka, tapi hari ini ia terlihat kompak dengan yang lainnya. Kenapa,
kenapa harus repot-repot serame ini.
“sebenarnya...kami kesini selain
ingin merayakan hari ulang tahun ini, kami juga ingin menyaksikan sebuah
kejadian istimewa nantinya, ya kan andre?” david menyenggol andre yang ada
disampingnya.
“iya...kami kesini juga ingin
liat itu.. ini semua idenya andre, dan syukurlah kami ada waktu bisa datang
kesini walau dadakan” rina ikut menimpali. Semua bersorak membenarkan.
“kejadian istimewa...ingin liat
itu? Maksudnya hari ulang tahunku kan?”
“andre...ayoo..” aku mendengar
sedikit bisikan david pada andre. Andre mengangguk.
Andre berdiri dan mendekatiku.
Dan seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan dari balik punggungnya.
Ia setengah berlutut dan..
“selamat ulang tahun kayla, hari
ini adalah hari yang istimewa bagimu tentunya, dan aku ingin kamu akan
menjadikan hal ini hal yang istimewa bagimu.” Ia terdiam sejenak, lalu menunjukkan
sesuatu yang ia simpan dibalik punggungnya tadi. “maukah kamu menikah denganku?
Menjadi istriku kayla....?”
MasyaAllah, aku hanya bisa
ternganga tidak percaya. Kututup mulutku dengan bulir air mata yang perlahan
jatuh dan mengalir. Aku benar-benar tak percaya hal itu terjadi. Andre,
seseorang yang dulu pernah kusukai di masa SMA, seorang yang populer disekolah,
memohon padaku untuk menjadi istrinya, ini pasti mimpi, ini pasti mimpi. Aku
menepuk-nepuk pipiku dan mencubit-cubitnya sambil menutup mataku.
“ini pasti mimpikan...? ya kan..?
andre kamu....kamu..ka....aaarrrgghhhhhh......sakit”
Aku membuka mataku... aku tersadar
sedang menyandarkan kepalaku diatas meja makan dan aku melihat ine yang sudah
rapi sedang memegangi pipiku.
“kaylaa...ayouuu..bangun...kenapa
bisa-bisanya tertidur abis sarapan sihh? Kamu kurang tidur yah..? ayo buru-buru
nanti kamu kesiangan kerjanya”
“astaghfirullah..jadi benar
mimpi?”
“Ayooooo...mimpi apaan sih tadi?”
“appaan ssiih...?” aku
memonyongkan mulutku.
“oia kayla...hari ini aku lembur
jadi pulang malam... jadi,..”
“iya.. tidak bisa buat makan
malamkan.... gak apa-apa ntar aku yang .....”
“jangan...aku yang akan
belikan..hari ini aku mau merayakan hari ulang tahunmu,jadi tunggu aku pulang
yah..kita buat party kecil-kecilan..”
“ulang tahun? Hari ini ulang
tahunku?”
“kebiasaan deh lupa ama ultah
sendiri”
Aku buru-buru melihat kalender dan
ternyata benar, ini ulang tahunku.
Sesuai yang direncanakan ine,
kami berdua merayakan ulang tahunku. Ia membeli banyak makanan coklat
kesukaanya dan tak lupa sebuah brownies bertuliskan “Selamat Ulang tahun
‘Nenek’ “.
Keesokkan harinya aku mendapatkan
banyak kiriman paket. Semua adalah kado
ultahku.
“ya ampun banyak banget
kadonya.... aku kembali kayak anak kecil saja”
“memangnya cuman anak kecil yang
boleh dapat hadiahnya banyak” omel ine.
“hahaha...”
Ine membantuku membuka bungkus
kadonya, tak jarang ia mengatakan ia iri padaku dengan wajah leluconnya,dan
sesekali aku melemparnya dengan kertas kado.
“rata-rata dari teman SMA semua
yah.. mereka benar-benar selalu diluar dugaan...ckckck” komentar ine. Aku hanya
tersenyum geleng-geleng.
Bungkus kado yang terkakhir aku
mengambilnya perlahan-lahan. Ine sudah terkapar bersama dengan bungkus-bungkus
kado ia buka tadi. Ia sudah terlelap.
Kado terkakhir ini berukuran
sedang ,dipaket bertuliskan alamat sebuah negeri yang jauh “Amerika” dari
“Andre sazazkhan”. Jantungku berdegub kencang. aku teringat mimpi aneh tadi
pagi. Aku membukanya dan aku lihat isinya dan sebuah surat berwarna pink dan
sebuah kotak kecil.
Dear Kayla,
Assalamu’alaikum.
Kayla Selamat Ulang Tahun.
Maaf kau hanya bisa mengirikan kata-katany lewat surat. Walau keilhatan
klasik tapi aku suka.
Bagaimana kabarmu? Ku harap baik-baik saja.
Oia, apa kamu sudah meilhat kadonya? Jika belum lihatlah dulu.
Aku menurutinya, aku buka kotak hitam itu dan kulihat ada sebuah kalung
beliontinkan “AK”. Aku benar-benar terkejut bukan kepalang.
Jika sudah, bagaimana menurutmu? Apa kamu suka?
Aku mengangguk sambil menutup mulutku yang hampir menangis tidak
percaya.
Aku harap kamu suka. Aku sudah mengirim paket ini jauh-jauh hari agar
tepat sampai dihari ultahmu.
Maaf aku hanya bisa mengirimnya lewat paket.. jika sudah selesai
urusanku disini, aku akan segera
Menemuimu dan MELAMARMU.
Kali ini aku benar-benar mau
pingsan membacanya. Tapi aku berusaha tenang. Aku periksa keadaan ine. Dia
benar-benar pulas. Aku kembali membacanya.
Mungkin terkesan tergesa-gesa dan mendadak. Namun mengenai perasaanku
padamu,
aku sudah lama memendamnya.
Aku ingin sedikit bercerita, beberapa hari belakangan, tiba-tiba saja
aku merindukanmu, aku tidak tahu penyebabnya apa. Dan aku juga sering
memimpikanmu. Mimpi yang membuatku ketakutan, takut kehilanganmu. Aku pun
menceritakan ini pada sahabatku, dan ia menyaranku untuk mengutarakan niatku,
untuk melamarmu. Walau terkesan terlalu terburu-buru untuk melamarmu dengan
kondisi kita sudah lama tidak berkomunikasi, namun aku tidak tahu harus
bagaimana, jadi sebagai awal keseriusanku aku mengirimu kalung. Aku juga sudah
memastikan bahwa kamu saat ini tidak dengan seseorang, jadi aku berani
melakukan ini.
Oia, untuk memudahkan komunikasi kita, aku sudah meninggalkan kartu
namaku, disana ada kontakku, kamu bisa menghubungiku untuk memberi jawaban. Aku
menunggu jawaban darimu.
Sekali lagi “Selamat ulang tahun”
By: Andre Sazazkhan.
Air mataku bercucuran membasahi
surat itu. Entah perasaan apa yang berkecamuk dalam hatiku. Aku peluk erat
surat itu. Dan aku hanya bisa menangis diam tak bersuara. Ku raih kartu
namanya. Aku lihat nomor dan alamat emailnya.
Ku hapus arimata. Ku lihat jam
dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat, aku bangkit dan mengambil air
wudhu. Ku tegakkan istikharah malam itu. Ku panjatkan doa pada Yang Maha Cinta.
Sebuah kado yang tak terduga
dihari ulang tahunku, Januari.
- The End -
penulis : Isya_Rayle
thanks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar