Rabu, 09 September 2015

Ketika January Berulang Tahun Part III

“maaf..” ia senyum sambil mengedipkan mata jahilnya pada ku.

***


Sebuah kejutan di hari ulang tahunku yang belum pernah terjadi sebelumnya, ini kali pertamanya, biasanya aku melupakannya begitu saja dan teman-temanku hanya sekedar mengucapkan selamat. Syukur-syukur dia bisa mengingatnya, aku bahkan lupa dengan hari ulang tahunku sendiri.

Tapi hari ini istimewa. Walau saat ini aku jauh dari orang tua karena memang dari kecil mama dan papa selalu mengajarkanku hidup mandiri, mereka sering tidak ada dirumah. Bahkan mereka saat ini sedang diluar negeri. Aku hanya tidak mau memanjakan diriku dengan uang mama dan papa, maka aku berinisiatif untuk bekerja menghasilkan uang. Cukup cerita tentang keluargaku dulu.

Aku benar-benar tidak bisa mengambarkan kecerian yang hadir pada sore yang sudah memasuki malam itu. Kami sholat dulu setelah itu melanjutkan “pesta” yang mereka katakan itu. Aku bertanya-tanya kenapa mereka semua ada disini. Dan apa yang membuat mereka memberikan sebuah kejutan semeriah ini. dan ine, ia bahkan tidak begitu akrab dengan mereka, tapi hari ini ia terlihat kompak dengan yang lainnya. Kenapa, kenapa harus repot-repot serame ini.

“sebenarnya...kami kesini selain ingin merayakan hari ulang tahun ini, kami juga ingin menyaksikan sebuah kejadian istimewa nantinya, ya kan andre?” david menyenggol andre yang ada disampingnya.
“iya...kami kesini juga ingin liat itu.. ini semua idenya andre, dan syukurlah kami ada waktu bisa datang kesini walau dadakan” rina ikut menimpali. Semua bersorak membenarkan.

“kejadian istimewa...ingin liat itu? Maksudnya hari ulang tahunku kan?”

“andre...ayoo..” aku mendengar sedikit bisikan david pada andre. Andre mengangguk.

Andre berdiri dan mendekatiku. Dan seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan dari balik punggungnya.

Ia setengah berlutut dan..

“selamat ulang tahun kayla, hari ini adalah hari yang istimewa bagimu tentunya, dan aku ingin kamu akan menjadikan hal ini hal yang istimewa bagimu.” Ia terdiam sejenak, lalu menunjukkan sesuatu yang ia simpan dibalik punggungnya tadi. “maukah kamu menikah denganku? Menjadi istriku kayla....?”

MasyaAllah, aku hanya bisa ternganga tidak percaya. Kututup mulutku dengan bulir air mata yang perlahan jatuh dan mengalir. Aku benar-benar tak percaya hal itu terjadi. Andre, seseorang yang dulu pernah kusukai di masa SMA, seorang yang populer disekolah, memohon padaku untuk menjadi istrinya, ini pasti mimpi, ini pasti mimpi. Aku menepuk-nepuk pipiku dan mencubit-cubitnya sambil menutup mataku.

“ini pasti mimpikan...? ya kan..? andre kamu....kamu..ka....aaarrrgghhhhhh......sakit”

Aku membuka mataku... aku tersadar sedang menyandarkan kepalaku diatas meja makan dan aku melihat ine yang sudah rapi sedang memegangi pipiku.

“kaylaa...ayouuu..bangun...kenapa bisa-bisanya tertidur abis sarapan sihh? Kamu kurang tidur yah..? ayo buru-buru nanti kamu kesiangan kerjanya”

“astaghfirullah..jadi benar mimpi?”

“Ayooooo...mimpi apaan sih tadi?”

“appaan ssiih...?” aku memonyongkan mulutku.

“oia kayla...hari ini aku lembur jadi pulang malam... jadi,..”

“iya.. tidak bisa buat makan malamkan.... gak apa-apa ntar aku yang .....”

“jangan...aku yang akan belikan..hari ini aku mau merayakan hari ulang tahunmu,jadi tunggu aku pulang yah..kita buat party kecil-kecilan..”

“ulang tahun? Hari ini ulang tahunku?”

“kebiasaan deh lupa ama ultah sendiri”

Aku buru-buru melihat kalender dan ternyata benar, ini ulang tahunku.

Sesuai yang direncanakan ine, kami berdua merayakan ulang tahunku. Ia membeli banyak makanan coklat kesukaanya dan tak lupa sebuah brownies bertuliskan “Selamat Ulang tahun ‘Nenek’ “.

Keesokkan harinya aku mendapatkan banyak  kiriman paket. Semua adalah kado ultahku.

“ya ampun banyak banget kadonya.... aku kembali kayak anak kecil saja”

“memangnya cuman anak kecil yang boleh dapat hadiahnya banyak” omel ine.

“hahaha...”

Ine membantuku membuka bungkus kadonya, tak jarang ia mengatakan ia iri padaku dengan wajah leluconnya,dan sesekali aku melemparnya dengan kertas kado.

“rata-rata dari teman SMA semua yah.. mereka benar-benar selalu diluar dugaan...ckckck” komentar ine. Aku hanya tersenyum geleng-geleng.

Bungkus kado yang terkakhir aku mengambilnya perlahan-lahan. Ine sudah terkapar bersama dengan bungkus-bungkus kado ia buka tadi. Ia sudah terlelap.

Kado terkakhir ini berukuran sedang ,dipaket bertuliskan alamat sebuah negeri yang jauh “Amerika” dari “Andre sazazkhan”. Jantungku berdegub kencang. aku teringat mimpi aneh tadi pagi. Aku membukanya dan aku lihat isinya dan sebuah surat berwarna pink dan sebuah kotak kecil.

Dear Kayla,
Assalamu’alaikum.
Kayla Selamat Ulang Tahun.
Maaf kau hanya bisa mengirikan kata-katany lewat surat. Walau keilhatan klasik tapi aku suka.
Bagaimana kabarmu? Ku harap baik-baik saja.
Oia, apa kamu sudah meilhat kadonya? Jika belum lihatlah dulu.
Aku menurutinya, aku buka kotak hitam itu dan kulihat ada sebuah kalung beliontinkan “AK”. Aku benar-benar terkejut bukan kepalang.
Jika sudah, bagaimana menurutmu? Apa kamu suka?
Aku mengangguk sambil menutup mulutku yang hampir menangis tidak percaya.
Aku harap kamu suka. Aku sudah mengirim paket ini jauh-jauh hari agar tepat sampai dihari ultahmu.
Maaf aku hanya bisa mengirimnya lewat paket.. jika sudah selesai urusanku disini, aku akan segera
Menemuimu dan MELAMARMU.

Kali ini aku benar-benar mau pingsan membacanya. Tapi aku berusaha tenang. Aku periksa keadaan ine. Dia benar-benar pulas. Aku kembali membacanya.

Mungkin terkesan tergesa-gesa dan mendadak. Namun mengenai perasaanku padamu,
aku sudah lama memendamnya.
Aku ingin sedikit bercerita, beberapa hari belakangan, tiba-tiba saja aku merindukanmu, aku tidak tahu penyebabnya apa. Dan aku juga sering memimpikanmu. Mimpi yang membuatku ketakutan, takut kehilanganmu. Aku pun menceritakan ini pada sahabatku, dan ia menyaranku untuk mengutarakan niatku, untuk melamarmu. Walau terkesan terlalu terburu-buru untuk melamarmu dengan kondisi kita sudah lama tidak berkomunikasi, namun aku tidak tahu harus bagaimana, jadi sebagai awal keseriusanku aku mengirimu kalung. Aku juga sudah memastikan bahwa kamu saat ini tidak dengan seseorang, jadi aku berani melakukan ini.
Oia, untuk memudahkan komunikasi kita, aku sudah meninggalkan kartu namaku, disana ada kontakku, kamu bisa menghubungiku untuk memberi jawaban. Aku menunggu jawaban darimu.
Sekali lagi “Selamat ulang tahun”
By: Andre Sazazkhan.

Air mataku bercucuran membasahi surat itu. Entah perasaan apa yang berkecamuk dalam hatiku. Aku peluk erat surat itu. Dan aku hanya bisa menangis diam tak bersuara. Ku raih kartu namanya. Aku lihat nomor dan alamat emailnya.

Ku hapus arimata. Ku lihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat, aku bangkit dan mengambil air wudhu. Ku tegakkan istikharah malam itu. Ku panjatkan doa pada Yang Maha Cinta.

Sebuah kado yang tak terduga dihari ulang tahunku, Januari.

- The End -
penulis : Isya_Rayle
thanks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar