Rabu, 09 September 2015

Akane Menemukannya Part III

Hubungan kami bertiga berlanjut, hingga mereka ikut mengajakku gabung bersama Rohis,aku awalnya menolak, namun mereka keras kepala. Selalu saja mengajakku. Dalam suasana Rohis itu,aku seperti menemukan kebahagian tersendiri. Namun belum bisa membuatku berubah seutuhnya, aku masih dengan akane yang pendiam dan tidak banyak bicara.
Hingga...

“akane.. jilbabnya ibu lihat makin lebar..benar-benar cantik..ibu jadi ingin kayak gitu. Apa...kamu sudah punya teman sekarang?..ayolah cerita sedikit?” ibu mengedipkan matanya.

Aku menceritakan apa yang terjadi,apa yang membuatku menjadi berubah seperti ini.

“ibu...senang kamu sudah mau berteman lagi...ibu senang...” ibu meneteskan matanya dan membelai pipiku.

“ibu...” aku memegang tangannya yang hangat itu.

“oia sebentar lagi,ulang tahunmu, ibu sudah lama tidak memberimu hadiah, uhmm... terakhir tahun yang lalu.kamu sudah tidak suka dikasih hadiah..jadi ibu jarang membelimu hadiah..”

“tidak usah repot-repot” aku menanggapinya dengan datar.

“tidak boleh begitu..ibu ingin tetap memberi hadiah”

“aku tidak mau..itu hanya membuat akane se...”
               
“akane... kali ini akane mau hadiah apa?
                
Aku terdiam sejenak. Aku berpikir,apa sebenarnya yang menjadi keinginanku.
              
“ibu..”

“hmm”

“aku ingin, nanti dihari ulang tahunku ibu dirumah seharian, atau kita pergi keluar jalan-jalan,hari ulang tahunku kan tepat di hari Ahad, saat aku libur sekolah, itu hadiahnya,ibu bisa kan?”
Aku mengatakannya dengan penuh semangat, tanpa terasa air mataku jatuh. Ibu hanya terdiam dan mata ibu berkaca-kaca.     

“ibu..benar-benar sudah lama tidak melihatmu semangat seperti ini, sudah lama tidak melihatmu bercerita panjang..rasanya...ibu benar-benar senang”ibu mengusap air matanya yang sudah mulai jatuh. “tapi..ibu tidak bisa libur kerja dihari itu..itu justru saat-saat toko ibu rame..jadi....”

“akane..tidak memaksa...tapi lebih baik ibu tidak usah beri hadiah apa pun,selain dari itu”
Aku berlari menuju kamarku. Kekesalanku pasti terlihat jelas.

Hari Ahad, sama seperti ahad biasanya. Aku lihat meja makan rapih dan sepiring nasi goreng yang lezat dan jus jambu kesukaanku. Hari Ahad ibu berangkat lebih pagi dari hari biasanya. Ku lihat ada secarik kertas bertuliskan “Selamat Ulang Tahun,Aka-chan” mau tidak mau aku menangis. Aku hanya makan dalam kesendirian, dalam hati aku berharap bisa pergi jalan-jalan bersama dengan ibu.

Namun ternyata ada yang berbeda. intan dan sri datang kerumah memberiku kejutan bersama dengan beberapa teman Rohis lainnya membawa sebuah kue brownis berhiaskan tulisan “Met MIlad” mau tidak mau senyumku merekah, Ada sudut kebahagian yang terpancar keluar. Ulang tahun kali ini berbeda, suka cita hadir. Namun duka tidak mau ketinggalan.

Siang hari aku mendapat telpon. Ibuku kecelakaan disebuah distrik perbelanjaan saat akan menyebrang di zebra cross, kue ulang tahun dengan hiasan stroberi dan warna merah cantik hancur,sebuah kotak yang berisi gamis merah dan kerudung merah berhamburan keluar. Ibu masuk rumah sakit, ibu luka parah. bagai petir disiang bolong, tangisku pecah, aku langsung menuju rumah sakit ditemani dengan teman-temanku, mereka berusaha menenangkanku. Jika tidak ada mereka mungkin aku sudah pingsan dan tidak sanggup berdiri, jika saja saat itu aku hanya sendiri.


Aku sampai dirumah sakit, ibu selamat, luka ibu tidak begitu parah, ibu mengalami kaki terkilir dan geger otak ringan. Sebuah motor menyerempet ibu saat ibu ingin menyebrang. Teman kantor ibu cerita, ibu minta izin hari Ahad itu pulang lebih awal untuk merayakan ulang tahunku. Dan bos ibu pun memberi tiket ke Dufan dengan gratis, ibu sangat senang dan ia ingin memberiku sureprise. Aku benar-benar terharu, tak ada kata yang bisa kuucapkan lagi.aku pegang tangan ibu yang masih dalam keadaan belum sadar.

“ibu..ibu...” aku hanya bisa menangis.”ibu.....”
              
Dua minggu sudah berlalu, selama waktu itu ibu dalam rawat jalan, dan ibu cuti dari kerjanya. Aku punya banyak waktu bersama ibu. Waktu yang sudah lama kurindu-rindukan.
                
“ibu..berhenti saja kerjanya...sebagai gantinya akane akan cari kerja paruh waktu ja....”
                
“ssstt...akane..akane harus belajar dengan serius.fokus dengan sekolah saja..ibu,ibu akan bekerja..ibu juga sudah kangen kembali kerja”
                
“akane..mungkin memang egois.. tapi akane ingin ibu lebih lama lagi dirumah...tapi..hiks” aku tidak bisa membendung lagi air mataku basah membasahi pipi dan tangan hangat ibu yang ku sandarkan.
                
“hm..ibu mengerti perasaan akane..” ibu membelai jilbabku.
               
Ibu kembali bekerja, aku masih suka mengkhawatir dengan kesehatan ibu yang masih belum pulih betul, namun ibu tetap keras pada pendiriannya.
                
“ibu akan pulang lebih awal dari biasanya” sembari memberikan senyum hangatnya padaku.
                
Sebuah hadiah yang diberikan ibu pada saat hari ulang tahunku dan hari naas itu, aku menatap kotak yang sudah penyok namun bajunya masih utuh.

bersambung ...
Akane Menemukannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar