Hubungan kami bertiga berlanjut,
hingga mereka ikut mengajakku gabung bersama Rohis,aku awalnya menolak, namun
mereka keras kepala. Selalu saja mengajakku. Dalam suasana Rohis itu,aku
seperti menemukan kebahagian tersendiri. Namun belum bisa membuatku berubah
seutuhnya, aku masih dengan akane yang pendiam dan tidak banyak bicara.
Hingga...
“akane..
jilbabnya ibu lihat makin lebar..benar-benar cantik..ibu jadi ingin kayak gitu.
Apa...kamu sudah punya teman sekarang?..ayolah cerita sedikit?” ibu
mengedipkan matanya.
Aku
menceritakan apa yang terjadi,apa yang membuatku menjadi berubah seperti ini.
“ibu...senang
kamu sudah mau berteman lagi...ibu senang...” ibu meneteskan matanya dan
membelai pipiku.
“ibu...”
aku memegang tangannya yang hangat itu.
“oia
sebentar lagi,ulang tahunmu, ibu sudah lama tidak memberimu hadiah, uhmm...
terakhir tahun yang lalu.kamu sudah tidak suka dikasih hadiah..jadi ibu jarang
membelimu hadiah..”
“tidak
usah repot-repot” aku menanggapinya dengan datar.
“tidak
boleh begitu..ibu ingin tetap memberi hadiah”
“aku
tidak mau..itu hanya membuat akane se...”
“akane...
kali ini akane mau hadiah apa?
Aku
terdiam sejenak. Aku berpikir,apa sebenarnya yang menjadi keinginanku.
“ibu..”
“hmm”
“aku
ingin, nanti dihari ulang tahunku ibu dirumah seharian, atau kita pergi keluar
jalan-jalan,hari ulang tahunku kan tepat di hari Ahad, saat aku libur sekolah, itu
hadiahnya,ibu bisa kan?”
Aku mengatakannya dengan penuh
semangat, tanpa terasa air mataku jatuh. Ibu hanya terdiam dan mata ibu
berkaca-kaca.
“ibu..benar-benar
sudah lama tidak melihatmu semangat seperti ini, sudah lama tidak melihatmu
bercerita panjang..rasanya...ibu benar-benar senang”ibu mengusap air matanya
yang sudah mulai jatuh. “tapi..ibu tidak bisa libur kerja dihari itu..itu
justru saat-saat toko ibu rame..jadi....”
“akane..tidak
memaksa...tapi lebih baik ibu tidak usah beri hadiah apa pun,selain dari itu”
Aku berlari menuju kamarku.
Kekesalanku pasti terlihat jelas.
Hari
Ahad, sama seperti ahad biasanya. Aku lihat meja makan rapih dan sepiring nasi
goreng yang lezat dan jus jambu kesukaanku. Hari Ahad ibu berangkat lebih pagi dari
hari biasanya. Ku lihat ada secarik kertas bertuliskan “Selamat Ulang
Tahun,Aka-chan” mau tidak mau aku menangis. Aku hanya makan dalam kesendirian,
dalam hati aku berharap bisa pergi jalan-jalan bersama dengan ibu.
Namun
ternyata ada yang berbeda. intan dan sri datang kerumah memberiku kejutan
bersama dengan beberapa teman Rohis lainnya membawa sebuah kue brownis
berhiaskan tulisan “Met MIlad” mau tidak mau senyumku merekah, Ada
sudut kebahagian yang terpancar keluar. Ulang tahun kali ini berbeda, suka cita
hadir. Namun duka tidak mau ketinggalan.
Siang
hari aku mendapat telpon. Ibuku kecelakaan disebuah distrik perbelanjaan saat
akan menyebrang di zebra cross, kue ulang tahun dengan hiasan stroberi dan
warna merah cantik hancur,sebuah kotak yang berisi gamis merah dan kerudung
merah berhamburan keluar. Ibu masuk rumah sakit, ibu luka parah. bagai petir
disiang bolong, tangisku pecah, aku langsung menuju rumah sakit ditemani dengan
teman-temanku, mereka berusaha menenangkanku. Jika tidak ada mereka mungkin aku
sudah pingsan dan tidak sanggup berdiri, jika saja saat itu aku hanya sendiri.
Aku sampai dirumah sakit, ibu selamat, luka ibu tidak begitu parah, ibu mengalami kaki terkilir dan geger otak ringan. Sebuah motor menyerempet ibu saat ibu ingin menyebrang. Teman kantor ibu cerita, ibu minta izin hari Ahad itu pulang lebih awal untuk merayakan ulang tahunku. Dan bos ibu pun memberi tiket ke Dufan dengan gratis, ibu sangat senang dan ia ingin memberiku sureprise. Aku benar-benar terharu, tak ada kata yang bisa kuucapkan lagi.aku pegang tangan ibu yang masih dalam keadaan belum sadar.
“ibu..ibu...”
aku hanya bisa menangis.”ibu.....”
Dua
minggu sudah berlalu, selama waktu itu ibu dalam rawat jalan, dan ibu cuti dari
kerjanya. Aku punya banyak waktu bersama ibu. Waktu yang sudah lama
kurindu-rindukan.
“ibu..berhenti
saja kerjanya...sebagai gantinya akane akan cari kerja paruh waktu ja....”
“ssstt...akane..akane
harus belajar dengan serius.fokus dengan sekolah saja..ibu,ibu akan
bekerja..ibu juga sudah kangen kembali kerja”
“akane..mungkin
memang egois.. tapi akane ingin ibu lebih lama lagi dirumah...tapi..hiks” aku
tidak bisa membendung lagi air mataku basah membasahi pipi dan tangan hangat
ibu yang ku sandarkan.
“hm..ibu
mengerti perasaan akane..” ibu membelai jilbabku.
Ibu
kembali bekerja, aku masih suka mengkhawatir dengan kesehatan ibu yang masih belum
pulih betul, namun ibu tetap keras pada pendiriannya.
“ibu
akan pulang lebih awal dari biasanya” sembari memberikan senyum hangatnya
padaku.
Sebuah
hadiah yang diberikan ibu pada saat hari ulang tahunku dan hari naas itu, aku
menatap kotak yang sudah penyok namun bajunya masih utuh.
bersambung ...
Akane Menemukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar