Jumat, 11 September 2015

Aku Jujur Aku Sakit Part II


Aku menutup mataku dengan lengan. “maaf..Gita..hari ini aku..”
                
“aku tahu kamu capek kan.. aku bawakan teh hangat dan roti..untuk menjaga staminamu aku juga bawakan obat..” Gita meletakkannya dimeja,aku mengintip sedikit dan menutup mataku kembali.
                
“makasih Git..”
                
Aku sudah jarang berbicara dengan Gita. Aku terkadang merasa sedih namun tubuhku tidak bisa dipaksa, aku butuh waktu istirahat. Aku tidak memasang wajah ceria disaat aku merasa lelah.
                
Hingga suatu hari ketika hari perlombaan dan semua hal yang membuatku super sibuk sudah selesai, kesehatan Gita menurun dan ia dirawat di rumah sakit. Aku tahu kesehatan Gita bisa saja memburuk sewaktu-waktu namun aku tetap saja tidak menerimanya begitu saja. Mungkin kondisi Gita yang memburuk karena aku sudah lama tidak memberinya perhatian, mungkin dia merasa kesepian dan sedih. Mama dan Papa juga tidak banyak waktu dirumah. Aku benar-benar merasa bersalah.
                
Aku memegang tangannya yang lemah itu.
                
“Gita..” gita menatapku dengan lemah “ aku benar-benar minta maaf, karena aku....ka.”
                
“Mita..aku senang punya saudara sepertimu, apalagi kita kembar..rasanya..aku benar-benar bersyukur..” dia terdiam sejenak. Ia berusaha mengenggam erat tanganku “justru akulah yang minta maaf sudah menjadi saudaramu yang selalu menyusahkanmu..aku tidak ingin jadi bebanmu....aku..akulah yang salah..” Gita meneteskan air matanya. Aku menghapusnya
                
“Gitaa..kamu sama sekali bukan beban bagiku....aku bersyukur menjadi kembaranmu...dan...dan...aku jadi lebih menjaga kesehatan..itu semua juga karenamu,jadi kamu bukanlah beban...”
                
“Mita...aku ada permintaan..apa kamu ingin mengabulkannya dan juga memaafkanku?” Gita memohonku dengan sangat.
                ***
                
Kafe Mamamia. Tidak jauh dari rumahku. Hanya 15 KM, naik Busway sekali saja. Aku menunggu seseorang yang telah dijanjikan. Aku benar-benar gugup dan tidak tahu apa yang akan ku katakan. Aku memesan cappucino dingin, disiang hari panas begini. Aku memeriksa jam tanganku. Orang yang akan bertemu denganku telat 15 menit.
                
“aku tidak percaya dia terlambat begini..” aku mendengus kesal.
                
Aku kembali meneguk cappucino dinginku.

                
“maaf..apa kamu Gita Anggraini?” aku mendongak ke atas melihat sosok seorang pemuda yang juga seumuran denganku. “aku Dino” senyumnya sumringah memberi kesejukan tersendiri disiang hari panas begini.

Aku Jujur Aku Sakit
Bersambung Part III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar