Senin, 12 September 2016

Marsha- Part I

 Angin malam yang berhembus kencang membuat merinding bulu roma marsha. Marsha menggigil kedinginan, ia mengusap-usap lengannya agar tetap hangat. Langkah kakinya terasa begitu jelas dilorong-lorong gang kecil menuju rumahnya. Ukuran gang itu tidak begitu besar hanya cukup dilewati oleh satu orang. Langkah kaki marsha begitu was-was karena ia mendengar suara langkah kaki yang lain. Sesekali ia menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang. Tidak ada siapa-siapa dibelakang. Marsha menghela nafas panjang dan melanjutkan perjalanannya. Ada rasa khawatir menerpa dirinya karena baru kali ini ia pulang selarut dan sendirian. Awalnya masih langkah kakinya yang terdengar dilorong itu namun lama kelamaan ada langkah kaki lain yang terdengar dilorong itu dan semakin lama semakin cepat seperti hendak mengejar marsha. Marsha ketakutan, tanpa menoleh kebelakang sedikitpun dengan refleks ia berlari sekuat mungkin.
Tas dan sepatunya terjatuh. Ia terkesiap,seseorang tiba-tiba melompat dihadapannya.
“hai...” sapa seseorang itu dingin.
“siapa kau?” suara marsha bergetar. Perlahan-lahan ia melangkah mundur karena seseorang itu terus mendekat dengannya.
“kau tidak mengenaliku?” terdengar helaan nafas pendek dari seseorang yang menggunakan topi,jaket,baju kaos dan celana serba hitam. Wajahnya tidak begitu jelas karena tertutup gelapnya malam dan topinya. Marsha terus memandang ke arah tasnya, ia ingin sekali mengambil tas itu dan mencari handphone meminta bantuan. “kau tidak usah takut” kata laki-laki itu dingin. “aku tidak akan menyakitimu” laki-laki itu belum melakukan hal yang berbahaya namun dengan melihatnya saja membuat marsha dalam bahaya besar, marsha ingin sekali berteriak minta tolong tapi khawatir laki-laki itu akan membukam mulutnya dan melakukan....
“aku bilang jangan khawaitr....tidak usah takut,aku temanmu..iya temanmu” suara laki-laki itu semakin lembut dan terdengar ramah. Dalam keadaan malam begini dan mendapati diri sedang seorang laki-laki yang tak dikenal tetap saja mengundang bahaya. Tapi tunggu mendengar kalimat terakhir laki-laki itu marsha tertegun, suaranya tidak asing lagi.
“kau.....” marhsa melototi matanya kearah laki-laki itu, ingin sekali menamparnya tapi tak bisa.
“haha..haha...” laki-laki itu tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya dan melepaskan topinya. “marsha...marsha...”
“diam..” marsha kesal. Ia menghela nafas panjang. Laki-laki itu masih saja tertawa. Marsha melangkah maju menuju tasnya. Dengan kekesalan yang mendalam ia kembali kearah laki-laki itu dan.
Bruuk!! Marsha memukul punggung laki-laki itu dengan tas.
“Diam.... Farhan”

Si laki-laki yang dipukul itu menahan kesakitan. Ia minta maaf.

**

Bersambung Part II ~ Terbit Senin/Kamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar