Kamis, 09 Maret 2017

My Story About You : Episode 5 ( Aku Suka Padanya?!)


Aku ingin mengetahui apa yang terjadi dengan adikku. Setelah mendengar apa yang diceritakan oleh pinky, Aku harus menanyakan langsung padanya, Syarif.

"Masuk" Terdengar suara syarif dari dalam kamarnya setelah aku mengetuk pintunya. "Kakak?" ia setengah terkejut. ia berusaha membenarkan posisi duduknya, Terlihat ia sedang memegang sebuah buku kecil, Tidak bisa kukatakan itu buku novel untuk ukurannya yang sangat kecil, seukuran saku.

"Kakak boleh duduk?"

"Boleh, silahkan"

Aku duduk perlahan-lahan sambil memikirkan mulai darimana aku harus bicara.

"Tumben, ada apa kak?" Tanyanya sambil tetap fokus membaca.

"Hehe, kakak cuman ingin tahu seperti apa sih kamar adik lelaki kakak yang tampan ini" Uppss... kenapa tiba-tiba aku bicara begitu. 

Setelah diperhatikan kamar adikku ini sungguh rapi, beda dengan pandangan orang-orang yang mengatakan bahwa anak laki itu berantakan dan aur-auran.

"Hah, tidak biasanya kakak bilang begitu, katakan ada apa?" Kali ini ia meletakkan bukunya dan menatapku lekat-lekat. Kenapa aku jadi deg-degan.

"Sebenarnya, ada yang ingin kakak tanyakan-"

"Apa?"

"Kakak dengar ceritanya, beberapa hari yang lalu kamu di distro dengan perempuan cantik, Apa itu benar?"

"Distro?" dia mengerutkan dahinya "Memang ada hal aneh? bukankah distro tempat yang ramai, tentu ada satu atau dua orang perempuan cantik-"

"Tapi perempuan ini sedang denganmu, dan sehabis kamu pergi meninggalkannya sendiri, perempuan itu menangis" Aku menggebu-gebu mengatakannya, tanpa disadari suaraku begitu keras.

"Apa?" Syarif menatap tidak percaya "Dari mana kakak tahu soal ini?"

"Dari seseorang, tapi apa itu benar?"

"Aku memang bertemu dengan seseorang di distro, tapi itu bukan hal yang penting, hanya percakapan biasa, tidak ada yang perlu dilebih-lebihkan" Ucapnya dingin. matanya tidak fokus memandangku, aku merasa ada rasa bersalah dibalik matanya yang teduh.

"Kakak tidak melebih-lebihkan, kakak hanya memastikan benar atau tidak. Kamu tau, perempuan itu menangis sejadi-jadinya, sampai-sampai temannya datang dan membopong ia jalan"

"Kakak yakin?"

"Yakin. Sebenarnya apa yang kamu bicarakan?"

Syarif awalnya tidak ingin mengatakannya, ia hanya menganggap itu hal yang tidak penting dan tak ingin ia ungkit. Aku sudah mulai menyerah, namun saat akan berdiri, ia pun mulai jujur.

"Perempuan itu menyatakan rasa sukanya padaku" Aku benar-benar terkejut atas pengakuan itu, aku melihat wajah syarif yang sedikit memerah.

"Terus" aku kembali duduk dan siap mendengarkan cerita lengkapnya.

"Aku hanya diam saat dia bilang begitu. Dan ia terus mengatakan hal yang ia rasakan selama ini, menganggumi dan menginginkan aku untuk bisa dekat selalu dengannya. Tapi, aku meminta maaf padanya, aku tidak bisa untuk terus dekat dengannya, aku tidak ingin memberinya harapan-harapan dengan terus memberi perhatian yang dia inginkan. aku melihat sekilas matanya yang berkaca-kaca, aku bilang padanya untuk tidak memupuknya, lebih baik menjaganya dan jika mampu lebih baik ia melupakan rasa sukanya padaku."

"Kamu benar-benar bilang begitu?" 

"Iya, Aku meminta maaf, tidak bisa membalas perasaannya-"

"Bagaimana dengan adikku ini? apa benar ia tidak punya perasaan dengan perempuan cantik itu?" 

"Dia memang cantik, tapi aku tidak ingin jatuh dalam kecantikannya, lagian bagiku itu ujian untukku belajar menahan pandangan, jujur memang aku suka dengan tampilan fisiknya serta ia juga orang yang baik, tapi aku harus terus memupusnya dari pada memilih untuk memupuknya."

Aku terdiam sejenak. Mencoba memahami apa yang dikatakan padanya.

"Bagi seorang lelaki, sulit baginya untuk menahan perasaannya, untuk itu seorang perempuan lebih baik menjaga sikap dan menjaga dirinya baik-baik. itu pesan yang kukatakan padanya sebelum meninggalkannya, aku tidak percaya dengan yang kakak katakan ia menangis sejadi-jadinya setelah ku pergi"

Bukan hanya perempuan cantik di distro itu yang menangis, aku juga tiba-tiba menjatuhkan air mataku yang kini sudah membasahi pipi.

"Kenapa kakak menangis? aku salah bicara?"

"Tidak adikku, kakak hanya terharu dengan kata-katamu, kamu seorang pemuda yang tangguh, kakak bangga padamu"

"Aku juga bangga pada kakak
, sudah berusaha menyimpan perasaan bertahun-tahun pada Bang Afkar, pasti rasanya sangat berat"

"Syarif"

"Aku tahu, kakak sudah sangat lama menyimpan perasaan itu, aku belajar banyak dari kakak karena itulah aku tidak ingin menyakiti perempuan, aku jadi teringat akan kakak."

Pembicaraan sore ini bersama Syarif menyentuh hatiku, ia yang selama ini begitu dingin terasa lebih hangat seperti senja kali ini. Kata-katanya yang membuatku teringat akan perasaanku terhadap pemilik senyum manis yang tinggal di sebelah rumahku, tiba-tiba aku berani mengatakan hal ini 'Aku suka padanya' semata-mata untuk menentukan sikapku berikutnya, apakah terus memupuknya atau memupuskannya.

"Apa kakak akan jujur terhadap perasaan kakak pada Bang Afkar?" 

"Entahlah,"

Kubiarkan pertanyaan itu mengambang hingga ke langit jingga itu. Membiarkan angin menjatuhkan daun yang gugur.

Apa aku harus mengatakannya? 
Lalu apa yang akan terjadi jika aku mengatakannya?
Aku baru saja akan tamat SMA. Apakah aku akan menikah jika ia juga memiliki rasa yang sama denganku?

**Bersambung
Ep6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar